Petunjuk teknis mengelola kelas
bahasa asing
Bab
1 Mengelola lingkungan phisik kelas bahasa asing
Pada
dimensi phisik ini kita akan membicarakan semua hal yang berbebtuk phisik dalam
kelas atau tempat belajar. Hal-hal yang bersifat phisik itu adalah kelas itu
sendiri seperti; kelas yang digunakan, tempat duduk, meja, papan tulis, dan
hal-hal lainnya yang menjadi bagian dari kelas itu sendiri dan juga semua
hal-hal yang berkenaan dengan kelas. Semua hal-hal yang juga dapat memberikan
akibat tertentu dalam suasana kelas juga bisa dikatakan sebagai bagian dari
dimensi phisik.
1.1 Pencahayaan, bunyi, dan kenyamanan
Saat
proses belajar mengajar hendaknya pencahayaan dalam ruangan cukup baik, agar
tidak menjadi kendala saat proses belajar mengajar. Bunyi-bunyian yang akan
mengangu terhadap proses balajar
mengajar juga seharusnya dihindari supaya baik siswa sebagai peresta didik
maupun guru sebagai pengajar dapat merasa nyaman saat proses belajar mengajar
dan hasil belajarpun menjadi lebih baik. Keadaan udara dalam kelas juga
sebaiknya dalam keadaan temperature yang cukup. Ketika pencahayaan, bunyi, dan
suasana yang ada telah nyaman maka proses belajar mengajar akan terasa
menyenangkan baik bagi siswa maupun tim pengajar yang ada. Dalam
hal ini ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh seorang guru sebagai pendidik
atau pengajar;
1. Kelas
harus rapi, bersih, dan terawat,
2. Papan
tulis dalam keadaan yang baik untuk digunakan,
3. Tempat
duduk tersusun rapi,
4. Jika
kelas memiliki papan buletin atau mading dan cukup ruang untuk mengunakannya
maka gunakanlah untuk memberi materi dalam bentuk visual,
5. Kelas
terbebas dari suara bising yang berasal dari luar kelas,
6. Suara-suara
yang berasal dari dalam kelas hendaknya masih dapat ditelerir, dan jika ada,
hendaknya ada instrument musik yang dapat meningkatkan semangat belajar siswa,
7. Jika
punya AC sebaiknya dioperasikan.
Jika
hal-hal diatas telah terpenuhi maka bisa dikatakan suasana belajar akan jauh
lebih menyenangkan dan hasil belajar juga akan maksimal, karena dengan suasana
yang demikian akan membuat siswa lebih semangat dalam belajar.
1.2 Susunan tempat duduk
Sebagai
seorang guru kita juga harus dapat untuk mengatur tempat duduk siswa agar
merasa nyaman saat mengajar. Seorang
guru dalam menyusun atau mengatur tempat
duduk siswa sebaiknya ruang kelas tersebut diatur sedemikian rupa agar terlihat rapi, bagus, nyaman, sehingga siswa
maupun guru memiliki ruang gerak yang cukup untuk berbagai aktifitas belajar. Seorang
guru dalam mengatur tempat duduk siswa harus bisa menentukan dimana seorang
siswa duduk, siapa yang pantas duduk didepan, siapa yang dibelakang. Semua itu
bisa tergantung kondisi fisik siswa atau tingkah laku siswa, bisa juga dari
kemampuan belajar siswa. Berikut beberapa bentuk susunan tempat duduk dalam
kelas;
a. Susunan
berbaris
Pada
bentuk susunan ini siswa akan lebih mudah dalam memperhatikan guru yang sedang
mengajar dan guru juga akan lebih mudah dalam melakukan interaksi dengan para
siswa sehingga proses belajar mengajar lebih mudah.
b. Susunan
melingkar atau sering juga dikenal dengan letter U
Bentuk
susunan ini lebih cocok diterapkan pada kelas dengan jumlah siswa yang sedikit.
Dengan pengaturan seperti ini hubungan interaksi antara siswa dan guru akan menjadi
lebih dekat satu sama lain. karena dengan sistem ini memungkinkan setiap siswa
berbagi informasi dengan teman-temannya dan lebih mudah dalam pergerakan tubuh.
Dalam pengaturan ini penggunaan papan tulis kurang dominan.
c. Pengelompokan
meja secara terpisah
Pengaturan
ini membagi siswa dalam beberapa kelompok kecil dengan meja yang besar. Dalam
satu meja ada 4 sampai 6 orang siswa. Dengan susunan seperti ini akan membuat
siswa lebih aktif dalam diskusi kelompok, karena disini guru membagi siswa berdasarkan kemampuan yang
berbeda-beda jadi setiap siswa akan menjadi lebih aktif dan saling membantu satu sama lain. Tetapi dalam pengaturan tempat duduk seperti ini guru
cenderung hanya memperhatikan satu kelompok saja sehingga siswa kelompok lain
kurang diperhatikan.
1.3 Pengunaan papan tulis
Papan
tulis merupakan salah satu media penunjang yang cukup berperan penting dalam
proses belajar mengajar di dalam kelas. Dengan adanya papan tulis di kelas maka
semua siswa dapat memperhatikan bahan ajar atau materi yang sedang diajarkan
dengan baik. Sebagai seorang guru sebaiknya kita harus dapat memanfaatkan
pengunaan papan tulis secara maksimal. Dengan adanya papan tulis seorang guru dapat
menampilkan bahan ajar secara visual misal;
menampilkan gambar, kata, teks, grafik dan lain sebagainya yang dapat
menunjang proses belajar mengajar.
1.4 Pengunaan peralatan untuk mengajar
Saat
mengajar dalam kelas akan ada beberapa peralatan yang dapat digunakan untuk
menunjang kenyamanan dalam proses belajar mengajar. Berikut beberapa peralatan
yang mungkin ada di kelas dan dapat digunakan;
a. Ventilasi
udara,
b. Peralatan-peralatan
yang cocok dengan kelas,
c. Semua
orang dalam kelas dapat melihat atau mendengar peralatan yang digunakan,
d. Punya
waktu yang cukup dalam mengunakan dan penenpatan peralatan yang tepat dalam
kelas,
e. Peralatan
bisa bekerja dengan baik,
f. Guru
mengerti dalam mengoperasikannya,
g. Memiliki
ketersediaan misal daya lampu, battarai untuk menunjang kerja peralatan.
Bab
2 Mengelola dimensi sosio psikologis kelas bahasa asing
2.1 Mengelola
siswa dengan jumlah berbeda
Dalam mengajar siswa,
sebagai seorang guru kita akan menghadapi jumlah siswa yang berbeda-beda. Akan
ada kalanya kita mengajar siswa secara personal seperti saat les prifat, kita
akan menghadapi satu atau dua siswa. Ada juga kemungkinan kita akan mengajar
les untuk persiapan ujian akhir yang mungkin saja kita akan menghadapi 10-25
orang siswa. Di kelas sekolah biasa kita mungkin akan menghadapi 25-35 orang
siswa. Di tempat kuliah atau seminar mungkin kita akan menghadapi siswa lebih
dari 35 orang. Dalam menghadapi jumlah
siswa yang berbeda-beda ini diperlukan kiat-kiat atau teknik-teknik khusus bagi
seorang guru agar dapat menguasai kelasnya dengan baik. Di sini akan dijabarkan
teknik-teknik yang mungkin dapat diterapkan oleh seorang dalam mengajar.
2.1.1
Mengajar
satu lawan satu
Dalam mengelola kelas
personal atau prifat seperti satu guru satu siswa sangat dibutuhkan untuk membangun
hubungan yang baik antara siswa dan gurunya. Di sini hanya terdapat satu
interaksi yaitu guru dan siswa yang diajar, dan ini menjadi salah satu
keuntungan. Karena dengan ini guru dapat mengganti-nganti actifitas sesuai
kebutuhan siswa. Namun di sini juga terdapat kelemahan, yaitu kadang kala ada
siswa yang tidak bisa diajak bekerja sama misal ia tidak mau mendengarkan
perkataan gurunya atau jika hubungan yang dibentuk terlalu baik terkadang dapat
mempengaruhi topik pembelajaran hingga melenceng pada hal-hal diluar materi pembelajaran. Maka
oleh sebab itu dalam mengajar satu lawan satu seorang guru sebaiknya melakukan
beberapa hal sebagai berikut;
a.
Membuat
kesan yang baik,
b.
Memiliki
persiapan yang baik sebelum mengajar,
c.
Menjadi
fleksibel,
d.
Beradaptasi
dengan siswa,
e.
Mendengar,
melihat dan pahami,
f.
Menberikan
penjelasan, petunjuk dan pengarahkan dengan tepat,
g.
Jangan
takut untuk mengatakan tidak.
2.1.2
Mengelola
siswa dalam jumlah besar
Dalam mengelola kelas
dengan jumlah siswa yang cukup banyak, maka seorang guru butuh memperhatikan
beberapa hal sebagai berikut;
a.
Mampu
mengorganisir kelas
b.
Membuat
rutinitas tetap
c.
Mengunakan
kegiatan berbeda untuk aktifitas yang berbeda
d.
Memaksimalkan
kerja siswa secara individu
e.
Mengunakan
siswa dengan baik
f.
Membuat
lembar kerja siswa
g.
Membuat
siswa bekerja berpasang-pasangan dan dalam kelompok kecil
h.
Gunakan
intonasi tepat
i.
Pengunaan
media visual dan audio
j.
Memanfaatkan
kelompok-kelompok kecil yang ada
Untuk mengelola
kelompok belajar yang lebih kecil sebaiknya guru melakukan beberapa hal sebagai
berikut;
a.
Memberi
respon positif pada tiap siswa,
b.
Menjadi
inklusif,
c.
Flexibel
dalam mengelompokkan siswa.
2.1.2.1
Mengelompokkan
siswa
Dalam mengelola kelas
yang besar dimana jumlah siswanya juga besar, sebaiknya guru membentuk
kelompok-kelompok kecil yang dapat mempermudah guru dalam mengelola kelas yang
diajarnya. Dalam kelompok-kelompok kecil ini guru dapat dengan lebih mudah
mengarahkan siswa. Ada beberapa cara yang dapat dilakukan guru dalam membentuk
kelompok belajar, salah satunya dengan susunan tempat duduk peserta didik.
Disini beberapa bentuk posisi duduk siswa dalam kelas;
1.
Gaya
aula yaitu dengan ciri-ciri; duduk menghadap guru dan digunakan ketika
memberikan persentasi,
2.
Berhadap-hadapan
yaitu dengan ciri-ciri; duduk saling berhadapan dan biasanya pengacauan dari
siswa lain cukup tinggi,
3.
Gaya
offset yaitu gaya yang berimbang, biasanya dengan ciri-ciri; kelompok kecil
antara 3-4 orang dan kerjasama aktifitas belajar,
4.
Gaya
seminar yaitu mirip seperti huruf U dengan ciri-ciri; jumlah siswa lebih dari
10 orang dan mudah untuk saling berkomunikasi satu sama lain.
5.
Gaya
seikat yaitu mirip dengan huruf O dengan ciri-ciri; kelompok siswa dengan
jumlah 4-8 orang dan kolaborasi aktifitas belajar yang baik.
Belajar secara berpasangan
Biasanya terdiri dari
dua orang. Dalam memasangkan siswa guru bisa membuat siswa bekerja sama dan
berinteraksi satu sama lain dengan baik dan saling mengisi kekurangan dan
kelebihan mereka masing-masing. Adapun beberapa keuntungan dari belajar secara
berpasangan ini adalah;
§
Siswa
akan lebih dapat meningkatkan kemampuannya dalam mempraktekkan bahasa inggris,
§
Siswa
bisa dengan mudah saling berinteraksi satu sama lain tanpa ada campur tangan guru,
§
Guru
bisa berinteraksi dengan tiap kelompok secara bergantian, sementara kelompok
lain bisa saling berinteraksi dan belajar dengan pasangannya masing-masing,
§
Sistem
ini lebih mudah untuk diatur.
Adapun
kerugian dalam belajar secara berpasangan adalah sebagai berikut;
-
Suasana
kelas biasanya siswa akan berisik,
-
Memberikan
peluang pada siswa untuk membahas sesuatu yang mungkin di luar dari topik pembelajaran,
-
Tidak
semua siswa mengenal cara pembagian kelompok belajar seperti ini,
-
bisa
menjadi masalah ketika siswa dipasangakan dengan teman sekelas yang tidak disukainya.
Belajar kelompok
Sistem seperti ini
bisa bekerja jika jumlah siswa sangat banyak. Guru bisa mengelompokkan siswa
kedalam beberapa kelompok. Siswa dapat dibagi kedalam kelompok dalam jumlah
lima sampai enam orang. Hal ini memungkinkan untuk para siswa saling berinteraksi
antar anggota dan setiap anggota kelompok bisa dilibatkan secara aktif dalam
setiap kegiatan. Adapun beberapa keuntungan dalam sistem ini adalah;
§
Dalam
kerja kelompok secara berpasangan ini tiap anggota kelompok dapat meningkatkan kemampuan
pribadi mereka dengan saling berinteraksi sesama anggota kelompok,
§
dengan
jumlah siswa yang besar dalam kelompok bila ada hubungan antar anggota yang kurang baik tidak terlalu terlihat,
§
Meningkatkan
kemampuan siswa untuk berdiskusi satu sama lain dan bekerja sama,
§
Setiap
kelompok siswa bisa membuat keputusan sendiri tanpa bergantung pada guru
§
Setiap
kelompok siswa bebas untuk memilih sejauh mana mereka mengambil alih dalam
bagian mereka dan tidak terlalu campur tangan pada bagian temannya.
Adapun kerugian dalam
sistem ini adalah;
-
Biasaanya
suasana kelas berisik, karena siswa saling berinteraksi satu sama lain,
-
Sebagian
ssiwa lebih suka memperhatikan penjelasan guru daripada bekerja dengan kelompoknya
masing-masing,
-
Biasanya
ada siswa yang aktif dan pasif dalam kerja keompok,
-
Sulit
untuk mengatur pengaturan kerja dalam anggota kelompok.
2.1.2.2
Mengelompokkan
siswa berdasarkan sociogram
Sebagai seorang guru yang
mengajar siswa dalam jumlah besar ada baiknya kita membuat kelompok-kelompok
kecil. Agar tiap kelompok dapat bekerja dengan optimal. Kita sebagai guru dalam
membuat kelompok tersebut semestinya berdasarkan hasil sociogram. Dengan
sociogram kita dapat melihat hubungan antara siswa kita dan sekaligus dapat
menilai mana-mana siswa yang dapat bekerja sama atau tidak. Untuk mendapat
hasil sociogram yang baik sebaiknya kita minta tolong pada guru bimbingan
konseling ( BK ) yang dapat lebih baik dalam memahami siswa. Adapun beberapa hal yang bisa dijadikan
pedoman dalam mengelompokkan siswa sesuai sosiogram adalah sebagai berikut;
§
Mengalir
Apakah para siswa akan
dikelompokkan berdasarkan kemampuannya.
Dalam hal ini dapat disarankan agar pembagian kelompok siswa berbasis pada
kemampuan siswa yang cerdas dan siswa yang agak lemah agar mereka bisa saling
mengisis satu sama lain. Atau bisa juga dengan memberi tugas berbeda pada siswa
tetapi di dalam kelompok tersebut dijadikan para siswa yang menjadi anggota
kelompok harus dengan kemampuan yang sama sehingga guru dapat mengetahui
kelompok mana yang lemah dan kuat dan akan jadi pertimbangan dalam mengatur
siswa untuk kerja kelompok selanjutnya.
§
Kesempatan
Guru bisa juga mengelompokkan siswa
berdasarkan kesempatan yang dimiliki atau diperoleh oleh siswa itu sendiri. sistem
ini dilakukan tanpa memperhatikan kemampuan dari masing-masing siswa melainkan
kesempatan yang didapat oleh siswa itu sendiri. Untuk lebih jelasnya
misalnyaseorang guru yang akan membuat kelompok berdasarkan ‘NIM’ siswa, siswa
dibagi berdasar nim lima-lima secara berurutan (maka 5 orang siswa dengan nim
berurutan akan menjadi satu kelompok) atau bisa juga berdasarkan tempat duduk
siswa.
§
Tugas
Dengan pemberian tugas juga bisa
jadi pertimbangan dalam mengelompokkan siswa, misalnya kita ingin siswa dari
daerah yang berbeda untuk dapat saling berbagi informasi tentang daerahnya.
§
Jenis
kelamin
Bisa juga mengelompokan siswa
dengan perbedaan jenis kelamin siswa. Misal siswa laki-laki hanya dikelompokkan
dengan siswa laki-laki saja dan begitu juga dengan perempuan.
Hal yang paling
penting untuk diperhatikan dalam mengelompokkan siswa adalah dimana tiap
anggota kelmpok yang telah dibentuk dapat saling bekerja sama satu sama lain dan
merasa nyaman dengan kelompoknya. Ada baiknya juga pembagian anggota kelompok
digilir setiap aktifitas berbeda agar semua siswa dalam kelas menjadi aktif dan
tidak ada satupun yang merasa tersisihkan.
2.2
Mengelola
siswa dengan kemampuan berbeda
Banyak guru-guru
bahasa asing yang merasa khawatir terhadap siswa mereka yang memiliki level
yang berbeda-beda. Karena dengan keadaan siswa yang seperti itu akan menuntut
guru untuk memberikan usaha lebih dalam mengelola kelasnya. Untuk itu guru
perlu melakukan kiat-kiat khusus untuk mengelola siswa dengan kemampuan yang
berbeda-beda.
2.2.1 Mengajar dengan
bahan yang berbeda
Saat sedang mengajar
ada kalanya seorang guru akan menghadapi siswa dengan kemampuan yang
berbeda-beda, baik secara pemahaman ataupun daya tangkap mereka. Saat seorang
guru ingin menggelola siswa seperti ini, seorang guru dapat memberikan tugas
yang berbeda seperti tiap siswa kita diminta untuk mencari materi yang
berkaitan dengan bahan ajar tetapi berbeda sumber misal; si A mengambil sumber dari
majalah, si B mengambil sumber dari koran, si C mengambil sumber dari internet,
dan lain sebagainya. Penugasan ini sebaiknya dilakukan berdasarkan tingkat
ketertarikan atau minat siswa.
2.2.2
Mengajar dengan tindakan siswa yang berbeda
Jika seorang guru
tidak bisa atau tidak ingin untuk memberikan materi yang berbeda, maka guru
bisa memberikan materi, alat, dan sumber bahan ajar yang sama tetapi guru
memberikan perbedaan perlakuan tergantung dari respon yang diberikan oleh
siswa. Disini beberapa hal yang bisa dilakukan guru dalam menghadapi tindakan
siswa yang berbeda.
a.
Memberi
tiap siswa tugas yang berbeda
Guru
memberikan tiap siswa tugas yang berbeda, guru bisa memberikan materi yang sama tetapi setiap
siswa diberi tugas yang berbeda dalam mengintrepetasikan materi tersebut.
b.
Memberi
tiap siswa peran yang berbeda
Guru
di sini membagi siswa dalam kelompok tertentu dan memberikan peranan yang
berbeda-beda pada masing-masing siswa
c.
Memberi
penghargaan pada siswa
Memberikan
penghargaan kepada siswa yang mampu menjadi terdepan dalam menyelesaikan tugas,
ketika guru memberikan penghargaan atau pujian kepada siswa akan membuat siswa
lebih semangat dalam mengerjakan tugas-tugas selanjutnya.
d.
Mendorong
siswa untuk memberikan tanggapan
Di
sini guru berfungsi sebagai pendorong agar siswanya dapat memberikan tanggapan
yang berbeda pada materi ataupun tugas-tugas yang sama tetapi dengan harapan
siswa akan memberikan tanggapan yang berbeda-beda terhadap materi tersebut.
e.
Mengidentifikasi
kelebihan siswa
Menentukan
kekuatan atau kelebihan siswa misal; kebahasaan atau non kebahasaan. Guru bisa
menyuruh siswanya untuk memperlihatkan bakat-bakat yang mereka miliki. Dan
memberikan materi yang sesuai
berdasarkan bakat yang dimiliki siswa.
2.3 Konsultasi
dengan guru lainnya dan kepala sekolah
Saat
sedang mengajar ada kalanya guru akan menghadapi keadaan peserta didik dimana
keadaan tersebut menjadi hal yang baru
bagi guru tersebut. Untuk mengatasi situasi seperti ini sebaiknya guru
bersangkutan mancari solusi dengan berkonsultasi dengan guru lainnya yang
mungkin mengetahui solusi untuk mengatasi masalah tersebut atau guru yang telah
berpengalaman dalam masalah serupa. Bisa juga berkonsultasi dengan guru yang
sangat mengerti dengan siswa bersangkutan. Atau bisa juga berkonsultasi dengan
kepala sekolah untuk menemukan solusi terbaik.
2.4 Membuat iklim kelas yang
positif
Dalam mengajar
dilapangan seorang guru seharusnya dapat menciptakan situasi situasi yang
positif yang dapat menunjang proses belajar mengajar. Dimana situasi positif
ini dapat dirasakan oleh siswa maupun guru. Diharapkan dengan situasi yang
positif ini proses belajar mengajar dapat terjalin dengan lebih baik sehingga
hasil belajar yang diperoleh adalah hasil yang maksimal.
2.4.1 Disiplin
Agar tercipta iklim
atau suasana kelas yang positif setiap pihak yang terlibat harus bersikap
disiplin. Disiplin disini dimana tiap guru dan siswa memegang teguh komitment
yang mereka pegang. Seorang guru memegang komitment untuk mengajar siswanya
agar menguasai materi yang diberikan. Dan para siswa juga harus memegang tegus
komitment mereka untuk menjadi seorang siswa yang bertugas untuk belajar dengan
baik. Disiplin tidak hanya memegang teguh komitment yang telah dibuat tapi juga
harus bisa mengendalikan diri untuk selalu bersikap disiplin dan tidak
melanggar norma-norma yang berlaku.
2.4.1.1 Norma-norma
perilaku
Dalam proses belajar
mengajar hendaknya sebagai seorang guru, guru dapat menjaga norma-norma
perilaku yang berlaku di dalam kelas. Ada tiga hal yang harus diperhatikan
dalam hal ini sebagai berikut;
1. Norma-norma harus diberlakukan
dengan tegas
Dalam menjalankan norma-norma
yang berlaku, seorang guru tidak bisa menerapkannya bila norma tersebut hanya
disampaikan dengan tutur kata ataupun dalam bentuk tulisan, tapi untuk
menjalankannya dibutuhkan tindakan tegas secara langsung.
2.
Norma-norma
bisa dinegosiasikan
Norma-norma yang ada bukan
sesuatu yang tidak dapat ditelorir, melainkan dapat menjadi panutan bagi semua
pihak.
3.
Norma-norma
dapat ditinjau kembali dan dinilai lagi
Norma-norma yang ada dapat
dipertimbangkan kembali sesuai dengan keadaan di lapangan.
2.4.1.2 Memodifikasi
masalah perilaku
Ketika sedang
mengajar guru mungkin akan menemui berbagai masalah. Biasanya masalah tersebut
berasal dari beberapa siswa yang tidak bisa mengikuti kelas dengan baik,
seperti mencoba untuk mengganggu temannya dan terkesan tidak ingin mengikuti
kegiatan di kelas yang sedang berlangsung. Untuk itu seorang guru perlu mencari
akar permasalahanya terlebih dahulu agar dapat menemukan solusi terbaik dalam
memecahkan masalah tersebut. Berikut beberapa cara yang dapat diterapkan
seorang guru apabila menemukan masalah dalam proses belajar mengajar.
1.
Bersikap
cepat
Dapat
mengambil tindakan cepat agar situasi tetap terkendali.
2.
Tetap
tenang
Jangan
panik walau apapun yang terjadi di dalam kelas, selalu berusaha untuk
menunjukkan sikap yang tenang dan rileks.
3.
Fokus
pada tingkah lakunya bukan pada siswa tersebut
Jika
ada siswa yang bertindak tidak pada tempatnya, maka sebagai seorang guru kita
tidak terfokus pada dirinya melainkan fokus terhadap perbaikan tingkah lakunya
yang salah.
4.
Mengambil
tindakan terdepan
Mengambil
tindakan yang terdepan yang artinya mengambil langkah yang prioritas dalam
mengatasi masalah tersebut.
5.
Berbicara
secara pribadi
Untuk
membuat siswa tersebut lebih baik, jangan nasehati dia di depan teman-temannya
tetapi ajak dia berbicara berdua saja secara pribadi agar dia tidak merasa
terhina oleh teman-temannya dan dengan diajak bicara secara pribadi dia akan
merasa dihargai.
6.
Memberikan
sanksi yang disepakati
Berikan
siswa bersangkutan berupa sanksi tegas yang telah disepakati bersama.
7.
Pengunaan
institusi dan rekan kerja
Gunakan
secara maksimal institusi tempat guru bekerja, dan bertanya pada rekan kerja
tentang tindakan yang paling tepat untuk di ambil.
2.4.2 Menjalin
hubungan
Sebagai seorang guru
kita harus bisa menjalin hubungan yang baik dengan siswa kita. Dimana guru
dapat menciptakan suasana positif yang menghasilkan suasana belajar yang
menyenangkan baik bagi siswa maupun guru bersangkutan. Beberapa hal yang dapat
dilakukan guru untuk menciptakan suasana yang menyenangkan adalah;
§
Menunjukkan
adanya ketertarikan pada setiap siswa, bukan pilih kasih (berbeda siswa beda
juga perlakuan yang diberikan)
§
Memberikan
masukan untuk perkembangan tiap siswa
§
Bersikap
terbuka dengan masukan masukan yang diberikan oleh siswa
§
Memberikan
nilai tambah dan menghargai apa yang dikermukakan oleh siswa dalam menyampaikan
pendapatnya.
§
Ikut
tertawa dengan siswa bukan menertawai siswa
§
Ikut
bekerja sama sebagai tim dan tidak merasa berlawanan dengan siswa
§
membangun
rasa percaya diri pada siswa dan persaan syukur serta nikmat akan mempelajari
sesuatu
Di sini juga ada
beberapa hal yang perlu diperhatikan seorang guru. Sebagai seorang guru yang
ingin menjalin hubungan baik dengan siswa sebaiknya memperhatikan;
§
Menghargai
siswa
Untuk menjalin
hubungan yang baik antara siswa dan guru, maka dibutuhkan rasa saling
pengertian. Karena disini guru ingin menciptakan hubungan yang baik, maka
sebaiknya guru lebih mampu untuk menghargai dan memahami peserta didiknya.
Karena dari itu akan tercipta suasana yang menyenangkan bagi keduanya.
§
Menjadi
adil
Agar suasana yang
tercipta menjadi nyaman maka sebagai seorang guru , semestinya dapat berlaku
adil pada setiap peserta didik. Jangan memberikan perlakuan yang terkesan
membeda-bedakan peserta didik.
2.4.3 Menyeimbangkan
pujian dan kritikan
Sebagai seorang guru
yang sedang mengajar peserta didik, hendaknya guru dapat menilai kapan waktu
diberikannya pujian ataupun kritikan sesuai dengan tingkah laku siswa. Dalam
memberikan pujian ataupun kritikan seorang guru tidak boleh berlebihan agar
suasana kelas tetap terkendali. Seorang guru harus bisa memberikan pujian dan
kritikan dalam porsi yang seimbang, karena jika salah satu berlebihan maka
pujian maupun kritikan tersebut tidak akan berguna.
2.4.4 Membangkitkan
jiwa kreativitas siswa
Sebagai seorang guru
kita perlu untuk menciptakan suasana dimana tiap peserta didik dapat
menunjuakkan semua kemampuan yang mereka miliki. Untuk itu seorang guru harus
membuat suasana yang menyenangkan, mengadakan aktifitas yang menarik, sehingga
membuat siswa tidak merasa tertekan dan mereka bisa menjadi diri sendiri dan
dapat mengeluarkan semua kreatifitas mereka.
2.5 Peranan guru
Guru memiliki peranan
yang kuat di dalam kelas, karena guru merupakan orang yang mengatur dan
membimbing kelas agar menjadi lebih condusif. Guru adalah seseorang yang dapat
mengatur semua kondisi dalam kelas.
2.5.1 Peranan guru
dalam kelas
Seorang guru di kelas
semata-mata tidak hanya menjadi seorang pengajar tetapi juga dapat menjadi
bagian terdekat bagi siswa yang diajarnya. Seorang guru memberikan bantuan,
membuka cakrawala, dan juga dapat menyentuh hati tiap siswanya. Guru tidak
hanya berfungsi sebagai seorang pengajar melainkan juga hendaknya harus
memiliki beberapa kualitas seperti; seorang pelatih, seorang pendidik, seorang
penasehat, seorang konselor, seorang penolong, seorang ahli, dan juga menjadi
model bagi para peserta didiknya. Beberapa peranan guru;
§
Penggontrol
§
Pembisik
atau pemberi tahu
§
Partisipan
§
Nara
sumber
§
Pengajar
atau guru personal (privat)
2.5.2 Peranan guru
penutur asli dan bukan penutur asli
Dalam pandangan orang
awam banyak orang menilai jika guru untuk bahasa asing adalah seorang guru yang
langsung didatangkan dari penutur aslinya maka guru tersebut dinilai jaul lebih
bagus dari guru yang bukan penutur aslinya. Akan tetapi untuk menjadi seorang
guru bahasa asing yang baik, hal itu tidak tergantung dari apakah dia seorang
penutur asli dari bahasa yang diajarkan atau bukan, melainkan pada kemampuan
pengetauannya terhadap bahasa yang diajarkan dan juga pemahamannya terhadap
cara pemakaian bahasa tersebut dalam sosial penutur aslinya dan juga
pengunaanya dalam dunia pendidikan.
Biasanya guru yang
bukan penutur asli memiliki keuntungan yang lebih banyak dari pada penutur
asli. Karena dia juga memiliki pengalaman belajar yang sama dengan siswanya.
Dia juga bukan penutur asli dari bahasa yang diajarkannya dan ini memberikan
pengetahuan pada dirinya tentang apa yang sebaiknya diajarkan pada siswanya.
Adapun keuntungan lain adalah guru yang bukan penutur asli bisa menggunakan dua
bahasa dalam mengajar proses belajar mengajar sehingga siswa jauh lebih paham.
Guru bersangkutan juga lebih mengerti dengan kearifan local siswanya. Sementara
itu penutur asli, tidak memiliki kepercayaan diri yang terlalu tinggi dalam
mengajar bahasa asing karena dia telah memperoleh bahasa itu sebagai bahasa
pertamanya dan hal ini akan membuatnya kesulitan dalam beradaptasi untuk
mengajar siswa yang pada dasarnya bukan penutur asli.
2.6 Gaya megajar seorang guru
Tiap guru memiliki
gaya tersendiri dalam mengajar. Biasanya ini tergantung dari kepribadian mereka
sendiri. Para guru dapat menciptakan cara-cara tersendiri untuk mengelola
kelasnya masing-masing, karena hal yang paling penting adalah untuk mencapai
tujuan awal diadakannya proses belajar mengajar itu sendiri. Namun ada beberapa
teknik yang mungkin hampir semua guru mengunakannya dalam mengelola kelas mereka
agar menjadi kelas yang kondusif.
2.6.1 Teknik mengajar
Untuk menjadi seorang
guru yang baik, seorang guru membutuhkan teknik-teknik tertentu agar dapat
mengelola kelasnya dengan baik dan benar. Hal ini diperlukan agar proses
belajar mengajar yang terjadi dapat memberikan hasil yang terbaik. Ini beberapa
teknik mengajar yang dapat diterapkan;
§
Jangan
membuat siswa merasa bosan, adakan aktifitas-aktifitas berbeda untuk tiap
kegiatan.
§
Mengajar
sesuai tingkatan siswa, ajarkan materi yang sesuai dengan kemampuan peserta
didik.
§
Gunakan
sistem pertanyaan dan diskusi, dalam proses belajar mengajar gunakan sistem
bertanya dan diskusi.
§
Gunakan
analogi, gunakan analogi-analogi
§
Gunakan
diagram atau gambar-gambar,
§
Gunakan
bahasa tubuh dalam mengajar,
§
Mengunakan
contoh yang terukur, jelas, atau artifacts,
§
Menjawab
pertanyaan sebelum mereka meminta,
§
Menjawab
pertanyaan lebih dari yang ditanyakan,
§
Berikan
pertanyaan yang lebih bernilai,
§
Biarkan
semua ikut menjawab pertanyaan,
§
Ambil
kesempatan saat mengajar,
§
Bangkitkan
suasana,
§
Buat
kontak tubuh saat mengajar,
§
Gunakan
contoh dalam bentuk cerita,
§
Pusatkan
perhatian pada tugas kelompok.
2.7.2 Strategi
bertanya
Dalam strategi
bertanya ini dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengunakan
kemampuannya dalam belajar bahasa asing. Disini kita sebagai guru dapat melihat
sejauh mana hasil belajar siswa dengan menilai kemampuannya dalam menjawab
pertayaan yang diberikan.Berikut kategori dalam strategi bertanya;
1.
Pertanyaan
yang bersifat pengetahuan
Memberikan
pertanyaan yang dapat mengali pengetahuan siswa mengenai materi yang sedang
dipelajari.
2.
Pertanyaan
yang bersifat pemahaman
Memberikan
pertanyaan yang dapat membuat guru mengetahui sejauh mana pemahaman siswa
terhadap materi yang sedang dipelajari.
3.
Pertanyaan
yang bersifat penerapan atau pengunaan
Memberikan
pertanyaan kepada peserta didik tentang penerapan atau pengunaan secara nyata dalam masyarakat
mengenai materi yang sedang diajarkan.
4.
Pertanyaan
yang bersifat kesimpulan
Memberikan
pertanyaan yang dapat membuat siswa memberikan kesimpulannya terhadap materi
yang dipelajari.
5.
Pertanyaan
yang bersifat analisis
Memberikan
pertanyaan yang membuat siswa berfikir secara analisis tentang materi yang
sedang diajarkan.
6.
Pertanyaan
yang bersifat perpaduan
Memberikan
pertanyaan yang bersifat perpaduan tentang materi yang dipelajari.
7.
Pertanyaan
yang bersifat evaluasi
Memberikan
pertanyaan yang dapat membuat guru bisa mengevaluasi kemampuan peserta didik
tentang materi yang telah diajarkan.
2.7 Bahasa guru
2.7.1 Bahasa pertama
Guru yang mengajar
bahasa kedua dengan mengunakan bahasa pertama cenderung lebih dapat dipahami
oleh siswa, karena siswa lebih paham dengan bahasa pertama. Akan tetapi hal ini
punya kekurangan dimana siswa menjadi tidak terbiasa dalam mendengar maupun
berbicara dengan mengunakan bahasa kedua. Namun mereka mengetahui teori dengan
baik, tapi tidak mampu untuk mempraktekkan apa yang mereka pelajari.
2.7.2 Bahasa kedua
Guru yang mengajar
bahasa kedua dan juga mengunakan bahasa kedua tersebut dalam mengajar, biasanya
siswa kurang memahami teori kerena mereka kurang mampu dalam memahami maksud
guru mereka, karena guru mereka menggunakan bahasa kedua yang sifatnya masih
baru bagi mereka. Tapi disin siswa lebih mampu untuk menggunakan bahasa kedua
kerena terbiasa mendengar guru mereka.
2.8 Bahasa tubuh guru
Dalam mengajar siswa
tiap-tiap tindakan yang dilakukan guru adalah bahasa atau cara guru tersebut
dalam berkomunikasi dengan siswanya. Ada beberapa bentuk bahasa tubuh yang
sering dilakukan para guru.
§
Melucu
dan bahasa isyarat
Dalam
mengajar ada kalanya seorang guru membuat suasana yang menyenangkan, misal
membuat sebuah lelucon kecil yang mungkin berhubungan dengan materi yang
dajarkan.
§
Guru
sebagai bahasa model
Saat
mengajar di dalam kelas, guru merupakan pusat perhatian sekaligus sebagai
contoh model yang dapat ditiru oleh siswanya, mulai dari perilaku maupun gaya
yang diperlihatkan di depan siswa.
§
Guru
sebagai sumber memperoleh pemahaman
Guru
merupakan orang yang dapat menjadi tempat bertanya berbagai keluh kesah yang
dirasakan peserta didik dalam proses belajar mengajar untuk mendapatkan
pemahaman lebih.
2.9 Mengelola kesalahan dan timbal
balik
1.
Mengelola
kesalahan yang dibuat siswa
a.
Ganguan
bahasa pertama (bahasa ibu)
Mistake
by julian edge can category into 3 kind:
Slip=
the mistake that can correct by the students their own self
Error=
the mistake that can’t correct by student itself but should get the explanation by the teacher
Percobaan=
when the student want to try something know and don’t know how to do it in the
correct way.
Biasanya
orang yang mempelajari bahasa kedua akan mengalami kendala, dimana bahasa
pertamanya cenderung lebih kuat melekat pada dirinya ketimbang bahasa kedua
yang sedang dipelajarinya. Misal keistimewaan yang dimiliki bahasa pertama
dalam membentuk bunyi kata akan mempengaruhi si peserta didik dalam membentuk
bunyi kosa kata bahasa kedua yang sedang dipelajarinya.
b.
Kesalahan
pengembangan
Dalam
mempelajari sebuah bahasa peserta didik cenderung membuat kesalahan, dimana
mereka acap kali membuat perkembangan dalam mempelajari bahasa pada perkembangan
yang salah. Misal dalam membuat sebuah kalimat sering terjadi kesalahan
structur.
2.
Timbal
balik
a. Keakuratan dan kelancaran
Terjadinya
umpan balik yang tepat dan lancar selama proses belajar mengajar. Tiap siswa
mampu memberikan umpan balik yang jelas dan tepat.
b. Umpan balik dengan ketelitian
kerja
§
Menunjukkan
kesalahan
Dengan
adanya umpan balik guru dapat menunjukkan kesalahan kesalahan yang terjadi.
§
Pengulangan
Dengan
adanya umpan balik juga menyebabkan adanya pengulangan yang bisa membuat siswa
lebih baik dalam mengingat.
§
Gema
Dengan
umpan balik akan ada gema gema yang terjadi.
§
Pernyataan
dan pertanyaan
Dalam
peristiwa umpan balik akan muncul beberapa pernyataan-pernyataan dan
pertanyaan-pertanyaan yang dapat membuat suasana menjadi lebih hangat.
§
Ungkapan
Dalam
umpan balik juga akan muncul ungkapan-ungkapan.
§
Mengisyarakan
Dalam
umpan balik juga akan muncul isyarat-isyarat
§
Perumusan
kembali
Dalam
umpan balik juga akan muncul perumusan kembali sebagai bentuk kesimpulan baru
yang lebih baik.
c. Memberikan kebenaran
Dalam pemberlakuan umpan balik
akan muncul kebenaran-kebenaran yang lebih rasional dan dapat dipercaya.
§
Pengkoreksian
secara halus
Dengan
melakukan umpan balik akan menimbulkan pengkoreksian-pengkoreksian kesalahan
yang terjadi secara halus.
§
Merekam
kekeliruan
Dengan
melakukan umpan balik guru dapat merekam kekeliruan-kekeliruan yang terjadi dan
kemudian dapat memperbaikinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar